Dulu, Kakek suka menceritakan kepada
kami sebuah cerita kuno tentang seorang raja India yang terobsesi untuk
menemukan makna dari kedamaian
Apakah damai itu ?
Bagaimana kita dapat memperolehnya ?
Apa yang harus kita lakukan ketika
kita telah menemukan damai itu?
Semua pertanyaan-pertanyaan itu
menggangu pikiran sang Raja.
Kemudian sang Raja menawarkan hadiah
yang menarik kepada orang-orang pintar di seluruh penjuru negeri, yang akan
diberikan kepada siapa saja yang dapat menjawab semua pertanyaannya tersebut.
Berbondong-bondong orang pintar dari
seluruh negeri datang mencoba, tetapi belum seorang pun yang berhasil
menjawabnya. Hingga pada suatu waktu, seseorang penasihat raja
menyarankan agar raja berkonsultasi kepada seorang bijak yang tinggal tidak
jauh dari perbatasan kerajaan.
“Ia adalah seorang tua yang sangat
bijaksana. Orang lain tidak dapat menjawab pertanyaan raja, tetap ia akan
dapat menjawab semua pertanyaan Raja itu”demikian penasihat raja berkata.
Raja pun pergi menemui Orang Bijak
tersebut dan menyampaikan semua pertanyaan yang berkecamuk di kepalanya selama
ini.
Tanpa berkata sepatah kata pun, Orang Bijak itu masuk ke dalam dapurnya dan membawa segenggam biji gandum dan memberikannya kepada raja.
Tanpa berkata sepatah kata pun, Orang Bijak itu masuk ke dalam dapurnya dan membawa segenggam biji gandum dan memberikannya kepada raja.
“Engkau akan menemukan jawabannya di
dalam biji gandum ini, “ kata Orang Bijak itu sambil meletakkan biji gandum itu
ke telapak tangan sang Raja.
Meskipun sang Raja masih bingung,
tidak mengerti akan maksud si Orang Bijak, tetapi tidak ingin mengakui
ketidakpahamaannya. Raja pulang kembali ke istana dengan membawa
biji gandum di dalam tangannya itu.
Sesampainya di istana, sang
Raja menempatkan gandum berharga itu di dalam sebuah kotak emas yang
kecil, menguncinya dan menempatkan kotak itu di tempat yang aman.
Setiap hari, segera setelah bangun, sang Raja akan membuka kotak tersebut dan
melihat biji-biji gandum yang ada di dalamnya. Ia mencoba mencari
jawaban, tetapi tidak berhasil menemukan apa pun.
Beberapa minggu kemudian, Orang
Bijak yang lain lagi melewati tempat itu, berhenti untuk menemui sang
Raja.
Sang Raja bercerita tentang
pertanyaan-pertanyaan yang ada di benaknya, yang membutuhkan jawaban.
Sang Raja juga bercerita bahwa alih-alih mendapatkan jawaban, malah kepadanya
diberikan beberapa butir biji gandum. Setiap pagi ia mencari jawaban dari
biji-biji gandum yang diberikan oleh Orang Bijaksana itu kepadanya, namun tak
kunjung ia dapatkan maknanya.
“Sederhana sekali, Yang Mulia”, kata
Orang Bijak tersebut.
“Sama seperti biji gandum ini
merupakan makanan bagi tubuh kita, demikian juga kedamaian merupakan makanan
bagi jiwa kita.”
“Sekarang, jika Raja menyimpan biji
gandum itu tertutup dan terkunci rapat di dalam kotak emas, maka suatu saat
akan hancur begitu saja. Biji gandum itu tidak lagi dapat menjalankan fungsinya
sebagai makanan, dan tidak dapat bertambah banyak.
Akan tetapi, jika biji
gandum itu diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan elemen-elemen seperti
cahaya, air, udara, tanah, maka biji gandum akan berkembang dan bertambah
banyak, dan suatu saat Raja akan memiliki sebidang ladang gandum yang hasilnya
tidak hanya dapat memberi makan Raja seorang, tetapi banyak orang. Inilah arti
perdamaian. Perdamaian tidak hanya dapat memberi makan kepada jiwa kita
saja, tetapi juga jiwa banyak orang, dan harus bermultiplikasi dengan adanya
interaksi elemen-elemen.” sumber
No comments:
Post a Comment